Bagian kedua QnA. Cek juga yang pertama ya!

Oke kembali lagi di blog ini (kayak intro YouTube aja). Nah di tulisan kali ini saya akan membahas lagi topik tentang panggilan menjadi hamba Tuhan. Sebelumnya saya sudah keluarkan part 1-nya, so jangan lupa cek ya!
Seperti biasa, saya akan memberikan 4-5 pertanyaan disertai jawabannya. Kalau teman-teman mungkin punya pertanyaan khusus, sila DM di Instagram saya. Nanti saya jawab di tulisan berikutnya. Langsung aja ya! Let’s go!
Versi podcast-nya nih!
1. Sekolah teologi/seminari pasti jadi pendeta ya?
Tidak selalu kok 🙂 Sekolah teologi adalah tempat mempersiapkan orang-orang yang tidak sempurna untuk melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukan cuma pendeta kan? Bisa jadi dia misionaris, dosen, atau guru di sekolah. Jadi ya memang tidak pasti jadi pendeta. Tapi apakah jadi pendeta bisa? Tentu saja bisa!
Kalo di STT SAAT, memang kami dipersiapkan menjadi hamba Tuhan penuh waktu (fulltimer) di gereja karena ada praktik-praktik pelayanan langsung di gereja. Tapi bukan berarti ini udah pasti jadi pendeta ya. Itu semua tergantung Tuhan mau tempatkan kalian di mana.
2. Gimana sih tau panggilan kita itu bener atau hanya sekedar emosi?
Saya udah banyak bahas ini di segmen #CeritaAnakSeminari ataupun #CeritaDosenSeminari tentang panggilan. So, kalo temen-temen mau tau gimana sih panggilan temen-temen saya yang udah masuk seminari, sila cek podcast saya. Saya juga berencana memang mau menulis artikel tentang ini. Tapi karena itu belum ada, maka saya coba jawab singkat ya.
Saya percaya, panggilan yang otentik itu pasti disertai dengan pergumulan yang intensif bersama Tuhan dalam doa dan pembacaan firman. Dan sesuai dengan pengalaman saya, Tuhan pasti bekerja dengan ajaib sehingga kita bisa yakin dan panggilan itu terkonfirmasi. Nah bagian konfirmasi panggilan inilah yang menurut saya sangat unik dan “ajaib”. Segala keraguan saya semua terjawab oleh Tuhan dengan cara-Nya yang unik. Jadi, mulailah bergumul dan peka dengan suara Tuhan ya! 🙂
3. Di seminari boleh ngrokok ga?
Waduh. Hmmmm…. Kalo di SAAT jelas ga boleh ya. Sekali aja ketauan pasti langsung dikeluarin. Tapi di beberapa sekolah teologi (setau saya) itu tidak diatur. Tapi, saya sebagai orang Kristen sangat tidak menyarankan untuk seorang hamba Tuhan merokok. Alasannya sederhana, itu contoh yang buruk. Buat kalian yang ngrokok dan ada panggilan juga, mungkin itu cara Tuhan memanggil kamu menjadi hamba-Nya dan memanggil kamu keluar dari kebiasaan buruk itu. Dobel gitu…
4. Boleh pacaran ga?
Di SAAT, pacaran boleh dilakukan ketika tingkat 2 atau semester 3. Itupun diawasi oleh dosen pembimbing dan ada aturannya. Ga main-main lah. Sebelum itu tidak bisa pacaran. Di sekolah lain saya belum tau ya…. Mungkin bisa kasih info di kolom komentar 🙂