Selamat Natal!
Sebelum mulai, aku mau ucapin Selamat Natal 25 Desember 2020 kepada umat Kristen di seluruh dunia, khususnya yang membaca postingan aku ini. Tuhan Yesus memberkati.
25 Desember 2020 terasa begitu cepat. Tak terasa sudah Natal lagi padahal terakhir kali merayakan Natal ya tahun lalu. Setahun berlalu begitu cepat. Dan tak terasa juga terakhir kali aku merayakan Natal masih di STT SAAT. Pandemi COVID-19 memaksa aku untuk kembali ke Manado dan merayakan Natal bersama keluarga. Pandemi ini juga membuat perjalanan setahun itu terasa begitu singkat, terlewat begitu saja. Sedih ya?
Ngomong-ngomong tentang pandemi, apa sih yang kalian rasain? Kalian ngrasa ga kalo pandemi ini merubah banget kehidupan kita? Bukan hanya merubah tapi merubah banget! Aku ga pernah membayangkan kembali ke Manado dari SAAT pada bulan Maret akan memaksa aku tetap di Manado sampai Desember (dan bahkan lebih lagi!).
Aku kira pandemi hanya sekedar berdiam di rumah saja dan menjaga agar tidak tertular. Ternyata jauh lebih dari itu. Sangat jauh… (udah kayak iklan pipa air aja kamu bim) Ada beberapa hal yang bisa aku refleksiin di tulisan ini khususnya selama tahun 2020. Kiranya berkenan dan memberkati teman-teman yang baca.
Not easy, as usual...
STT SAAT. Pulang dari kampus ini serasa keluar dari tempat “penyiksaan”. Jangan salah, ini hanya gaya bahasa hiperbola hahahaha… Aku ga bisa bilang kampus itu tempat yang nyaman. Kerja bakti pagi-pagi benar, cuci piring, self-study, dan sekamar dengan 3 orang lainnya bukanlah hal yang mudah bagiku.
Ini sulit. Aku harus jalani itu cukup lama (hampir 5 tahun) dan aku belum menyelesaikan tahun pertamaku di sana! Aaaaaaaaa!!!! Dan tiba-tiba COVID-19 menginterupsi tahun pertamaku di SAAT.
Seperti yang udah aku bilang di awal tadi, akhir bulan Maret aku kembali ke Manado. Saat itu, Manado menjadi surga yang kuimpi-impikan. Benar-benar seperti liburan kembali ke Manado. Dan benar, aku sangat rindu kota ini.
Mau tau kabar yang lebih menggembirakan? TIDAK ADA LAGI KERJA BAKTI, BANGUN JAM 5 PAGI, DAN LAIN-LAIN. Iya. Tidak ada lagi, karena aku di rumah sekarang.
Beberapa bulan aku lewati dan mencoba terus untuk beradaptasi dengan aplikasi yang namanya Zoom. Zoom punya saudara lain. Namanya Google Meet. Hari-hari aku lewati dengan teman baruku ini. 1-3 bulan pertama sebenarnya tidak sulit malahan enak kok. Masuk bulan keempat, kelima, dst. Cerita baru muncul…
Ini bukan sekedar #DiRumahAja
Pandemi mengajarkan sangat banyak hal bagiku. Semakin lama pandemi, ternyata bukan semakin nyaman namun semakin sulit. Sangat banyak hal yang aku pelajari dari pandemi ini. Mulai dari betapa berharganya waktu bersama, kesehatan, sampai AKU MAU BALIK SAAT LAGI WOI! Perasaan senang yang ada di awal aku balik ke Manado ternyata berubah menjadi perasaan rindu akan kerja bakti dan segala turunannya itu. Iya! Aku pengen balik!
Pandemi memisahkan aku dengan manusia (khususnya komunitas gereja) dan teman-teman aku. Pandemi menyulitkan pembelajaran karena bentuk kuliah daring seperti ini jauh dari kata ideal. Pandemi memukul ekonomi keluargaku. Pandemi juga menyingkapkan banyak hal yang bobrok dalam hidupku.
Semakin lama, semakin juga aku sadar betapa lemahnya aku ini. Pandemi membuat aku semakin menjadi munafik juga. Walaupun masa sebelum pandemi pun bukanlah sesuatu yang sempurna ideal, tapi itu jauh lebih baik dari sekarang.
Menjadi mahasiswa STT SAAT itu satu hal. Menjadi mahasiswa STT SAAT di masa pandemi itu satu hal yang lain lagi. Tuhan mengajarkan banyak hal padaku, orang berdosa yang dipanggil-Nya menjadi hamba-Nya. Tidak mudah memang, tapi aku sudah ada di akhir tahun 2020 dan aku bersyukur.
Welcome iPad!
Tak disangka tahun 2020 adalah tahun aku bisa beli iPad. iPad 8th 2020 ini menjadi iPad pertama aku yang sebenarnya aku juga impikan dan doakan. Ini adalah hal yang bisa kusyukuri di tahun ini. Jujur saja, setelah ada iPad (+ Apple Pencil) pembelajaranku menjadi sangat terbantu. Jauh lebih rajin lah hahahaha
Terima kasih buat Semester 2 dan 3
Semester 2 dan 3 aku cukup memuaskan bagiku. Walaupun agak terseok-seok dengan matkul Bahasa Yunani I dan II, ternyata aku bisa lewatin semester 2 dan 3 dengan nilai yang cukup memuaskan! Puji Tuhan! Aku udah berkomitmen sih untuk membantu teman-teman aku sebisa mungkin yang aku bisa lakuin. Ini adalah hal luar biasa lainnya yang bisa aku syukuri di tahun 2020 ini!
0 cm dengan COVID-19
Maksudnya 0 cm? Artinya aku udah ga berjarak lagi dengan COVID-19. Virus SARS CoV-2 udah ada di dalam tubuhku alias aku positif COVID-19 setelah dites dengan metode PCR Swab Test. Pengalaman ini akan aku buatkan artikel sendiri, tunggu ya!
Berat, tidak mudah, tapi bersama Tuhan.
Ada jarak yang diciptakan bukan untuk ditempuh, namun tetap dibiarkan jauh. Begitulah kata Rintik Sedu pada salah satu videonya. Tahun ini mengajarkan banyak hal bagiku mengenai pertemuan, persahabatan, perpisahan, rindu, dan angan. Walaupun tidak semua terwujud, ada sesuatu yang tertinggal untuk tetap diingat dan diwujudkan (jika bisa). Terlebih itu, Roma 8:28 menjadi pegangan aku.
Mungkin temen-temen ada yang mengalami lebih buruk atau lebih baik dari apa yang aku alamin. Tapi marilah lewat pandemi ini, kita semakin memandang kepada Tuhan. Entah apapun yang kamu alami, Tuhan ada bersama-sama kita. Klise memang. Tapi inilah hal terbaik yang bisa kita lakukan yaitu percaya kepada Dia.
Aku akui tahun ini berbeda sekali. Sangat sulit untuk bersyukur. Tapi ayo kita terus berusaha untuk mengasihi Tuhan! Karena apa? Kristus sudah lahir bagi kita menawarkan penyelesaian terbesar akan masalah manusia yaitu dosa dan kematian. Sekian tulisan ini.
Terima kasih Bima sudah berbagi pengalaman
dan menjadi inspirasi ❤️
😀
Terima kasih Bima sudah berbagi pengalaman